Qur’an Journaling Day 1 Bersama Sahal

Surat Al fatihah ayat 1 bismillahirrahmanirrahim

Hari 1: Memulai Healing dengan Surat Al-Fatihah Ayat 1

Published by: Aryanty | Date: 10 Januari 2025

Mengapa Memulai Healing dengan Qur’an Journaling?

Perjalanan pengembangan diri sering kali dimulai dari menyadari bahwa kita memiliki luka. Luka ini bisa datang dari masa lalu, hubungan, atau pengalaman hidup lainnya. Namun, menyadari saja tidak cukup; kita juga perlu mengakui keberadaannya dan mencari cara untuk menyembuhkannya. Salah satu cara terbaik untuk memulai proses ini adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui Qur’an journaling bersama Sahal (Sahabat Al Qur’an).

Pada hari pertama ini, kita akan memulai dengan Surat Al-Fatihah ayat 1, yang mengajarkan bahwa rahmat dan kasih Allah adalah awal dari segala sesuatu.

Quote The Ayat

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Question?

Ketika membaca arti dari ayat ini ada pertanyaan di kepalaku. Rasanya seperti ada yang menggantung. Kok cuma “dengan menyebut nama Allah”, terus habis itu “terus apa?” “mau ngapain?”

Aha moment-nya adalah “ooohhh, Allah mengisyaratkan kita untuk ‘isilah titik-titik sebelum atau setelah lafadz Basmalah itu.’ Berarti semua kata kerja atau aktivitasku harus di dalam keridhoan Allah juga dengan Allah yang menyertainya.”

Contohnya, “bismillah aku makan”, “aku makan, bismillah”.

Apakah benar begitu? Mari kita pahami dari konteks dan tafsir para ulama.

Understand The Context and Tafsir

The Context

  • Ayat ini adalah pintu masuk ke dalam Al-Qur’an. “Bismillah” mengingatkan kita bahwa semua aktivitas, termasuk proses healing, harus dimulai dengan menyebut nama Allah.
  • Allah memperkenalkan diri-Nya melalui sifat-Nya, Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang), untuk menunjukkan bahwa kasih-Nya meliputi semua makhluk tanpa kecuali.
  • Menurut Ustadz Agus Subagio, S.Pd.I founder Yayasan Sahabat Al Qur’an (Sahal), bismillah merupakan kalimat menggantung yang “sengaja” Allah firmankan agar manusia menggunakannya sebagai penyerta setiap kata kerja yang dilakukan oleh manusia beriman. Hal ini didasari dalil berikut.

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَايُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ أَوْ أَقْطَعُ أَوْ أَجْذَمُ

Artinya: “Setiap perkara yang mengandung kebaikan didalamnya yang tidak diawali dengan membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’ maka kebaikan tersebut akan terputus, yakni kurang berkah.” (Kasyifatu As-Saja, Syekh Nawawi Al-Bantani).

  • Membaca basmalah juga merupakan sesuatu yang dianugerahkan oleh Allah SWT untuk Nabi SAW dan umatnya serta Malaikat Jibril dan malaikat lainnya tidak meninggalkan Basmalah.

وَلَمَّا نَزَلَ عَلَيَّ جِبْرِيْلُ بِهَا أَعَادَهَا ثَلَاثًا وَقَالَ هِيَ لَكَ وَلِأُمَّتِكَ فَمُرْهُمْ لَا يَدَعُوْهَا فِيْ شَيْءٍ مِنْ أُمُوْرِهِمْ فَإِنِّيْ لَمْ أَدَعْهَا طَرْفَةَ عَيْنٍ مُنْذُ نَزَلَتْ عَلٰى أَبِيْكَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَكَذَا الْمَلَائِكَةُ

Artinya: “Ketika Malaikat Jibril datang kepadaku dengan membawa Basmalah, maka ia mengulang Basmalah sebanyak tiga kali lalu berkata: Basmalah itu untuk engkau dan umat engkau. Maka perintahkanlah untuk tidak meninggalkan basmalah pada setiap hal, karena aku dan malaikat lainnya tidak pernah sekejap matapun meninggalkan basmalah semenjak basmalah diturunkan kepada Nabi Adam As.” (Kasyifatu As-Saja’, Syekh Nawawi Al-Bantani).

The Tafsir

  • Imam Ibnu Katsir: “Bismillah” adalah sumber keberkahan. Dengan menyebut nama Allah, kita mengundang keberkahan dalam setiap langkah hidup kita.
  • Syekh Ali As-Shabuni: “Ar-Rahman” menunjukkan kasih yang luas dan besar, sementara “Ar-Rahim” menggambarkan kasih yang abadi untuk orang-orang beriman.

Reflection

What’s in it for me?

  • Ayat ini mengingatkan bahwa Allah adalah sumber kasih dan harapan. Saat memulai proses healing, aku bisa mempercayai bahwa kasih-Nya akan membimbingku menuju ketenangan dan keberkahan.
  • Luka yang aku miliki bukanlah akhir dari segalanya. Dengan menyebut nama Allah, aku membuka diri untuk menerima kasih-Nya, yang akan menyembuhkan luka-luka batinku.

Apply to Life

What will I do for my life?

  • Memulai setiap aktivitas dengan basmalah, termasuk setiap langkah dalam perjalanan healing ini.
  • Mengingat bahwa kasih dan rahmat Allah meliputi segala hal, aku akan berusaha bersikap lebih penuh kasih kepada diri sendiri dan orang lain.
  • Membangun rutinitas Qur’an journaling untuk menguatkan hubungan spiritual dan mendapatkan bimbingan dari Al-Qur’an.

Nabi saw bersabda:

“Setiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan menyebut Basmalah adalah buntung (kurang berkahnya).” (Riwayat Abdul-Qadir ar-Rahawi).

Next Ayat

Untuk melanjutkan proses healing, aku bisa mendalami ayat-ayat berikut:

  • Q.S Adh Dhuha: 3 (“Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu”).
  • Q.S Yunus: 57 (“Al-Qur’an adalah petunjuk, penyembuh, dan rahmat”).
  • Q.S Al-Hadid: 9 (*”Dialah yang menurunkan cahaya untuk membimbingmu keluar dari kegelapan”).

 

Baca juga dzikir penangkal sakit dan masalah di sini.

Tadabbur Al-Qur’an Surat An Najm Ayat 58 dan Kesehatan Mental: Berdzikir Sebagai Solusi Cemas dan Depresi

Kesehatan mental adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, terutama di era modern yang penuh dengan tekanan. Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat yang menyentuh hati dan memberikan ketenangan mendalam:

لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ كَاشِفَةٌ

“Tidak ada yang dapat (mengungkapkan atau) menghilangkannya (kiamat) selain Allah.”

(QS. An-Najm: 58)

Menurut Dr. Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid dalam Tafsir Al-Mukhtasar, ayat ini menjelaskan bahwa kekuasaan Allah begitu besar hingga mampu menahan peristiwa kiamat. Jika Allah mampu menghentikan kiamat yang begitu dahsyat, maka tidak ada kesulitan atau penyakit yang tidak mampu Allah angkat. Ayat ini memberikan harapan besar bagi siapa saja yang sedang mengalami tekanan mental, cemas, atau depresi.

Berdzikir: Penawar Kecemasan Seperti Meditasi Islami

Berdzikir dengan meyakini bahwa hanya Allah yang mampu menghilangkan kesulitan memiliki efek menenangkan yang serupa dengan teknik meditasi dalam psikologi. Berikut alasan logis dan klinis mengapa berdzikir baik untuk kesehatan mental:

  • Mengaktifkan Respon Relaksasi: Berdzikir melibatkan pengulangan lafaz yang bermakna positif, mirip dengan meditasi yang menurunkan hormon stres.
  • Meningkatkan Mindfulness: Dzikir membantu fokus kepada Allah, sehingga pikiran lebih tertata dan jauh dari pikiran negatif.
  • Efek Tenang pada Sistem Saraf: Dzikir yang dilakukan dengan ritme pernapasan teratur membantu menurunkan tekanan darah dan memberikan rasa tenang.

Aplikasi Ayat dalam Kehidupan

Jika Anda sedang mengalami kecemasan atau tekanan hidup, praktikkan langkah berikut:

  1. Baca dan pahami ayat An-Najm: 58 dengan penuh keyakinan, “Laisa lahaa min duuni Allaahi kaasyifah.”
  2. Dzikir rutin setiap hari, misalnya “La ilaha illa Allah” atau “Subhanallah.” Lakukan dengan fokus kepada Allah.
  3. Gabungkan dzikir dengan teknik pernapasan untuk meningkatkan rasa tenang.

Bismillah, semoga dzikir menjadi obat bagi hati yang gundah, dan jalan keluar dari setiap masalah. Aamiin.