Published by: Aryanty | Date: 19 January 2025
Quran Journaling Day 8: Memperbaiki Diri dengan Berjihad
Self improvement dengan berjihad? Apa gak salah judul? Nggak, itu serius!
Ke sampingkan judulnya, kuy kita pikirkan, pernah nggak sih, kamu merasa usaha yang kamu lakukan dalam kehidupan pribadi dan sosial seperti nggak ada hasilnya? Kayak udah berjuang mati-matian, tapi tetap aja rasanya nggak cukup.
Nah, di Qur’an surat Al-Ankabut ayat 69, Allah memberikan janji yang bikin kita pantang menyerah. Ayat ini mengajarkan bahwa setiap effort yang kita ambil untuk mendekat kepada-Nya, setiap perjuangan memperbaiki diri, setiap ikhtiar untuk kehidupan kita yang sesuai ketentuan-Nya nggak akan sia-sia. Bahkan, Allah berjanji akan memberikan the best way out atau petunjuk di jalan yang benar.
Tadabbur ayat ini bikin aku sadar, proses memperbaiki diri itu memang nggak instan, tapi kalau kita terus jalan sambil berserah, Allah pasti tunjukkan jalannya lewat berjihad. Yuk, kita bahas lebih dalam, biar kita bisa jadi the best version of ourselves!
Quote The Ayat
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَࣖ
Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.
Understand The Context and Tafsir
The Context
Surat Al-Ankabut ayat 69 termasuk ayat Makkiyah, yaitu ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat hijrah ke Madinah. Ayat ini turun pada 2 dan 3 sebelum Hijriyah dalam konteks mendorong umat Islam di masa awal Islam untuk tetap tegar dan berjuang dalam menghadapi berbagai tantangan, ujian, dan penindasan yang mereka alami karena mempertahankan iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Menurut Ustadz Dzulqarnain M.S., pada saat itu belum ada perintah jihad dengan tangan atau jihad qital (jihad di medan perang). Sehingga Ustadz Dr. K. H. Mustafa Umar, Lc., M.A. menerangkan bahwa, kata جهاد pada ayat ini bermakna bersungguh-sungguh menghadapi: musuh agama Islam (para penyembah berhala di saat itu), iblis, dan hawa nafsu.
The Tafsir
Berikut beberapa ringkasan tafsir Surat Al-Ankabut Ayat 69 beserta pesan tersirat di dalamnya.
- Janji Allah kepada Orang yang Bersungguh-sungguh:
- Allah menjanjikan petunjuk kepada orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dengan ikhlas, baik melalui pengorbanan jiwa, harta, atau melawan hawa nafsu.
- Mereka akan ditunjukkan jalan-jalan yang membawa kepada keridhaan Allah dan kebahagiaan dunia-akhirat.
- Makna Jihad:
- Jihad tidak hanya berarti berperang melawan musuh, tetapi juga mencakup perjuangan mempertahankan iman, memberantas kezaliman, dan melawan hawa nafsu.
- Menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran, dan menyebarkan ilmu juga termasuk dalam jihad.
- Kebaikan dan Hidayah:
- Allah bersama orang-orang yang berbuat baik (muhsin), memberikan pertolongan, perlindungan, dan hidayah.
- Orang yang sungguh-sungguh dalam berjuang atau belajar agama akan dimudahkan oleh Allah untuk mencapai kebenaran.
- Jihad dalam Ilmu:
- Mencari ilmu syar’i merupakan bentuk jihad utama, bahkan lebih berat daripada jihad fisik.
- Jihad dalam ilmu mencakup usaha menyampaikan kebenaran, mengajarkan agama, dan meluruskan perselisihan berdasarkan wahyu.
- Hikmah Kesungguhan:
- Siapa pun yang berusaha keras menempuh jalan menuju Allah akan mendapatkan pertolongan ilahi, termasuk dalam menghadapi tantangan hidup, hawa nafsu, dan godaan setan.
Keistimewaan Ayat
Menurut Ustadz Bahrunnida Amin, Lc., ayat 69 atau penutup ini merupakan jawaban dari ayat pertama dan kedua surat Al Ankabut yang agung. Allah mengajarkan bahwa kesungguhan dan keikhlasan dalam berjuang untuk mencari keridhaan-Nya akan mendatangkan petunjuk, hidayah, dan kemenangan dalam medan ujian di dunia ini. Jaminan kelulusan ujian Allah bersama orang-orang yang senantiasa berbuat baik, menjaga ketaatan, dan berjuang di jalan-Nya, baik dengan fisik, harta, ilmu, maupun hati.
Reflection
Saat tadabbur Surat Al Ankabut ayat 69, aku jadi bertanya-tanya pada diri sendiri.
- Tentang Kesungguhan dalam Berjuang:
- Apakah aku sudah benar-benar bersungguh-sungguh dalam berjuang untuk mendekatkan diri kepada Allah?
- Apa saja langkah nyata yang telah aku lakukan untuk mencari keridhaan Allah?
- Bagaimana aku menghadapi rintangan atau godaan dalam menjalankan agama?
- Tentang Jihad Melawan Hawa Nafsu:
- Bagaimana usahaku selama ini dalam melawan hawa nafsu dan memperbaiki diri?
- Apakah aku lebih sering mengikuti keinginan hawa nafsu atau menaati perintah Allah?
- Apa hal kecil yang bisa aku mulai lakukan hari ini untuk mengalahkan bisikan setan?
- Tentang Kebaikan (Ihsan):
- Apakah setiap amal yang aku lakukan sudah disertai keikhlasan dan dilakukan dengan cara terbaik?
- Dalam hal apa aku merasa sudah berbuat baik, dan di mana aku masih perlu meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak?
- Bagaimana aku dapat memperbaiki niat agar selalu berorientasi kepada keridhaan Allah?
- Tentang Petunjuk Allah:
- Apakah aku merasa sudah menerima hidayah dari Allah? Jika iya, bagaimana aku menjaganya?
- Apa yang aku lakukan ketika merasa bingung atau tersesat dalam hidup? Apakah aku kembali kepada Allah atau mencari solusi di luar petunjuk-Nya?
- Apa yang bisa aku lakukan untuk lebih membuka hati kepada petunjuk Allah?
- Tentang Makna Jihad yang Luas:
- Dalam aspek mana aku merasa kurang berkontribusi untuk agama Allah (dengan ilmu, harta, atau tenaga)?
- Bagaimana aku dapat memperluas definisi jihad dalam hidupku sehari-hari, misalnya melalui dakwah, menuntut ilmu, atau membantu sesama?
Semoga refleksi ini dapat membantu kita mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan ayat tersebut sebagai panduan dalam memperbaiki urusan akhirat dan dunia. Kita juga menjadi paham bahwa makna jihad amatlah luas dan relate dengan kehidupan modern.
Apply to Life
What will I do for my life?
Berikut adalah langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan sebagai aplikasi dari Surat Al-Ankabut ayat 69, berdasarkan konteks jihad yang luas:
1. Menuntut Ilmu dengan Kesungguhan
- Fokus pada belajar agama melalui majelis ilmu, membaca tafsir Quran, atau mengikuti kajian online. Gunakan waktu untuk mendalami Islam di tengah kesibukan studi atau pekerjaan.
- Mengintegrasikan ilmu agama ke dalam aktivitas sehari-hari, seperti menerapkan nilai Islam di tempat kerja atau keluarga.
- Mengajar atau berbagi ilmu yang telah didapatkan kepada generasi muda, baik di masjid, komunitas, atau keluarga.
2. Memerangi Hawa Nafsu
- Latih diri untuk menjauhi maksiat digital seperti konsumsi konten yang tidak bermanfaat, menahan amarah, dan menjaga pandangan.
- Lebih banyak mengarahkan energi untuk amal, seperti memperbaiki akhlak dalam interaksi sosial dan meningkatkan kontrol emosi dalam menghadapi ujian hidup.
- Fokus pada mempersiapkan bekal akhirat dengan memperbanyak ibadah, memperkuat sabar, dan menjadi teladan bagi generasi berikutnya.
3. Berdakwah Sesuai Kapasitas
- Dakwah melalui media sosial, berbagi pesan Islam lewat tulisan, video pendek, atau mendukung kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar.
- Menjadi penggerak dakwah di tempat kerja, komunitas, atau lingkungan keluarga, baik melalui ceramah ringan atau ajakan kepada kebaikan.
- Menginisiasi program dakwah yang lebih strategis, seperti mendirikan kelompok pengajian, mendukung pembangunan masjid, atau menjadi pembimbing agama.
4. Membantu Sesama
- Aktif dalam kegiatan sosial seperti berbagi makanan gratis, mengajar anak-anak yatim, atau membantu kegiatan masjid.
- Mendukung pemberdayaan masyarakat, seperti membantu usaha kecil, memberikan beasiswa, atau memimpin proyek sosial berbasis komunitas.
- Menjadi pembimbing atau mentor bagi generasi muda, serta menyumbangkan pengalaman hidup untuk maslahat umat.
5. Konsistensi dalam Ibadah
- Disiplin melaksanakan ibadah wajib, memperbanyak sholat sunnah, membaca Quran, dan menjaga doa harian.
- Mengembangkan kebiasaan dzikir, qiyamullail, dan memperdalam pemahaman agama untuk mendidik anak-anak atau masyarakat.
- Menjaga kualitas ibadah sambil melibatkan keluarga dalam aktivitas keagamaan, seperti tadarus Quran atau safari dakwah bersama.
6. Berjihad di Jalan Allah dalam Kehidupan
- Berjuang untuk menjadi pribadi yang bermanfaat di tengah tantangan dunia modern, seperti menjaga integritas di dunia kerja dan pergaulan.
- Berjihad dengan mendidik keluarga menjadi generasi yang beriman dan bertakwa, serta memberikan contoh nyata dalam menegakkan syariat.
- Normalisasi jihad hati, yaitu menjaga keikhlasan dalam ibadah dan amal, serta menjadi inspirasi untuk generasi setelahnya.
Langkah-langkah ini membantu menerapkan ayat ini dalam konteks kehidupan modern, sehingga menciptakan kontribusi nyata baik untuk diri sendiri maupun lingkungan. Kita juga bisa menormalisasi penggunaan kata jihad dalam kehidupan sehari-hari untuk mewakili kesungguhan dalam menggapai goals.
Next Ayat
Mari kita lanjutkan proses healing melalui quran journaling berikutnya dengan mendalami surat Yusuf ayat 92 untuk praktik memberikan maaf kepada orang lain.