Quran Journaling Day 4 Bersama SAHAL
Published by: Aryanty | Date: 15 January 2025
Saat rasa sedih melanda, rasanya berat sekali untuk bangkit, ya? Seperti ada beban tak terlihat yang terus menekan. Namun, tahukah kamu bahwa Allah telah memberikan pelajaran yang luar biasa dalam Al-Qur’an untuk membantu kita mengelola kesedihan? Yuk, kita bahas Surat Ali Imran ayat 139 sambil QURAN Journaling bersama Sahal (Sahabat Al Qur’an).
1. Quote the Ayat
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Janganlah kamu merasa lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang mukmin.”
Ayat ini turun sebagai penghiburan kepada para sahabat Nabi yang mengalami kekalahan dalam Perang Uhud. Meski momen tersebut penuh luka, Allah mengingatkan mereka bahwa sebagai orang beriman, mereka tetap memiliki derajat yang tinggi. Pesan ini juga berlaku untuk kita.
Allah memerintahkan kita untuk tidak lemah atau larut dalam kesedihan. Ayat ini mengingatkan bahwa kesedihan adalah bagian dari ujian, tapi jangan sampai membuat kita kehilangan arah.
Ketika hati terasa sesak oleh kesedihan, ayat ini seperti pelukan hangat yang berkata, “Kamu kuat. Jangan biarkan kesedihan membuatmu tenggelam”
2. Understand the Context & Tafsir
Dalam kitab Tafsir dijelaskan bahwa, ayat ini memberikan semangat kepada umat Islam setelah kekalahan di Perang Uhud pada 15 Syawal 3 Hijriyah, padahal sebelumnya memenangkan Perang Badar pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah. Namun, kelemahan dan kesedihan bukanlah akhir dari segalanya. Allah mengajarkan bahwa kita tetap mulia di sisi-Nya jika menjaga keimanan.
Ustadz Zainul Arifin, Lc. menjelaskan dari ayat ini Allah menyisipkan hikmah bahwa:
- Segala nikmat dan musibah di dunia ini fana, maka sudah sunatullah seseorang akan merasakan suka dan duka silih berganti.
- Allah memfilter mana hamba yang beriman dan mana yang munafik dengan fitnah (ujian), sebagaimana “memisahkan emas dari tanah”. Orang mukmin akan bersabar menerima takdir, sementara orang munafik mengutuk musibah yang berarti tidak menerima takdir dari Allah.
Dengan demikian, kesedihan itu wajar, tapi jika dibiarkan, ia justru melemahkan tubuh dan jiwa. Tafsir As-Sa’di menekankan bahwa kesedihan yang berkepanjangan hanya akan memperparah keadaan, sementara harapan kepada Allah adalah obat yang memulihkan.
3. Reflection
Coba ingat saat kamu menghadapi masalah berat. Bukankah kesedihan itu kadang membuat kita lupa pada potensi dan kekuatan yang Allah berikan? Ayat ini mengajak kita untuk kembali berdiri, mengingat bahwa sebagai seorang mukmin, kita tidak sendirian. Ada Allah yang selalu mendukung.
Dalam perjalanan self-healing, kesedihan bukan untuk diabaikan, melainkan dikelola. Jadikan ayat ini pengingat bahwa kamu berharga di mata Allah, terlepas dari apapun ujian yang kamu alami dan seburuk apapun pandangan manusia kepadamu.
4. Apply to Life
- Ketika kesedihan datang, beri waktu untuk menangis, tapi jangan lama-lama. Tuliskan apa yang kamu rasakan dalam jurnal.
- Bacalah doa dan dzikir penguat hati, seperti hasbunallah wa ni’mal wakil atau dzikir anti-sakit dan masalah.
- Mulai buat daftar langkah kecil untuk bangkit. Misalnya, menelepon teman dekat atau melakukan hal-hal kecil yang membuatmu bahagia.
- Selalu ingat bahwa Allah memberi ujian ini untuk menjadikanmu lebih kuat.
5. Next Ayat
Perjalanan self-healing ini tidak berhenti di sini. Yuk, lanjutkan dengan membaca Surat Az-Zumar ayat 53:
“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah…”
Maka…
Mengelola kesedihan adalah bagian dari proses self-healing. Surat Ali Imran ayat 139 memberikan pesan bahwa kamu tidak lemah, kamu tidak sendiri, dan kamu selalu memiliki harapan selama imanmu terjaga.
Jangan lupa, setiap ikhtiar kecil yang kamu ambil adalah bentuk ketaatan dan keyakinan kepada Allah. Yuk, terus bangkit dan jadikan Qur’an sebagai sahabat dalam setiap perjalanan hidupmu.
Mari bersiap melanjutkan refleksi kita ke Surat Az-Zumar ayat 53. Sampai jumpa di Quran Journaling berikutnya!