Quran Journaling Day 5 Bersama SAHAL
Published by: Aryanty | Date: 15 January 2025
Hidup tidak selalu berjalan mulus, dan ada kalanya kita merasa gagal atau bahkan terlalu terluka karena kesalahan masa lalu. Dalam proses self-healing, langkah awal yang penting adalah menyadari dan mengakui luka kita. Tapi, bagaimana jika rasa bersalah terlalu besar hingga kita merasa tidak layak untuk berharap? Ayat berikut dari Al-Qur’an hadir dengan pesan yang luar biasa indah.
1. Quote the Ayat
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'” (QS. Az-Zumar: 53)
2. Understand the Context & Tafsir
Ayat ini adalah panggilan kasih dari Allah kepada semua hamba-Nya yang merasa telah tenggelam dalam dosa. Dalam tafsir, dijelaskan bahwa banyak orang merasa putus asa karena dosa-dosa mereka, seolah-olah jalan kembali kepada Allah telah tertutup. Namun, Allah mengingatkan kita bahwa rahmat-Nya tidak berbatas, dan pintu ampunan-Nya selalu terbuka bagi siapa saja yang mau kembali.
Allah bahkan menyebut orang-orang yang banyak melakukan dosa sebagai “hamba-Ku,” menunjukkan betapa lembut dan penuh kasih-Nya Allah. Pesan ini adalah pengingat bahwa seburuk apapun masa lalu kita, harapan untuk memperbaiki diri dan mendapatkan ampunan Allah selalu ada.
Sebagaimana Dr. Mokhammad Yahya, Ph.D. menyampaikan pada kuliah Tadabbur QS Az-Zumar ayat 53 bahwa, ayat ini menyampaikan pesan mendalam tentang kasih sayang Allah yang tidak terbatas bagi hamba-Nya, bahkan yang telah melakukan dosa besar (irtikabu kabaair) sekalipun.
Ayat ini diturunkan terkait keputusasaan Wahsyi, pembunuh Hamzah radhiallahu ‘anhu, yang merasa tidak layak masuk Islam karena telah melakukan tiga dosa besar: membunuh, berzina, dan syirik. Wahsyi merasa dosa-dosanya terlalu besar untuk diampuni, tetapi Allah justru memanggil para pendosa dengan panggilan penuh kasih, “Wahai hamba-hamba-Ku.” Tak hanya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun memaafkannya dengan syarat jangan memperlihatkan wajahnya lagi di hadapan Beliau agar tidak mengingatkan kembali akan kehilangan pamannya, Hamzah radhiallahu ‘anhu.
Pesan utama dari ayat ini adalah bahwa Allah Malikul Mulk, sebagai Raja segala raja, menunjukkan kelembutan dan penghormatan luar biasa kepada hamba-Nya. Allah tidak memanggil manusia dengan label dosa mereka, seperti “si tukang riba”, “si pelaku bully”, “si doyan ghibah”, atau “si pendosa,” melainkan dengan panggilan mesra, “wahai hamba-Ku.” Hal ini menunjukkan betapa Allah tetap mengakui dan merangkul hamba-Nya, meskipun mereka telah tidak menghormati-Nya (respect) sebab melanggar batas-batas-Nya (aturan syari’at).
Ayat ini juga menjadi peringatan bagi mereka yang meremehkan dosa dengan mengatakan, “Tidak apa-apa, nanti saja bertaubat.” Sikap seperti itu adalah godaan setan, yang awalnya memberikan harapan palsu untuk terus berdosa, tetapi kemudian menanamkan keputusasaan. Padahal Allah dengan rahmat-Nya yang luas memberikan solusi sederhana: “Kalau kamu salah, ya minta maaf.” Allah tidak hanya menawarkan ampunan tetapi juga rahmat-Nya berupa surga bagi hamba yang benar-benar bertaubat, namanya juga manusia, yang suka lupa dan khilaf.
Kesempatan besar yang Allah berikan ini seharusnya membuat hati kita meleleh. Bayangkan, manusia seringkali sulit memaafkan kesalahan, bahkan orang tua pun mungkin memutuskan hubungan dengan anaknya yang berbuat salah. Namun, Allah, Al-Ghafur dan Ar-Rahim, selalu membuka pintu maaf dan menyayangi hamba-Nya tanpa henti. Karena itu, kita diajarkan untuk berharap yang besar dari Allah—bukan sekadar ampunan, tetapi juga surga Firdaus, surga tertinggi yang Allah sediakan bagi hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-Nya.
3. Reflection
Jika kamu merasa terlalu sering gagal, terjatuh, atau bahkan tidak layak berharap, ingatlah ayat ini. Allah memanggilmu untuk tidak menyerah dan memulai kembali. Mengakui luka bukan berarti kita lemah, tapi justru menjadi awal untuk menemukan kekuatan sejati.
Terkadang, rasa bersalah menjadi tembok besar yang menghalangi langkah kita. Namun, QS Az-Zumar: 53 ini adalah pelajaran bahwa Allah tidak pernah lelah untuk menerima hamba-Nya yang ingin kembali. Perlu kita ingat, “to err is human, to forgive is angelic.”
Jadi, apakah kita mau terus mengingat kesalahan diri sendiri dan kejahatan orang lain kepada kita? Atau kita mau menjadi manusia berhati malaikat yang mudah memaafkan orang lain, apalagi diri sendiri? Be nice to yourself.
4. Apply to Life
Bagaimana kita bisa menerapkan pelajaran dari ayat ini dalam hidup sehari-hari? Berikut beberapa tahapannya.
- Akui luka dan kesalahan: Tuliskan apa yang selama ini membuatmu merasa gagal dan tidak layak mendapatkan kebaikan Allah. Mengakui luka adalah langkah pertama untuk menyembuhkannya.
- Berdoa dengan sepenuh hati: Curahkan semua perasaanmu kepada Allah. Mintalah ampunan-Nya dan percayalah bahwa Dia Maha Pengampun. Ridho lah atas segala ketetapan-Nya dan minta solusi seperti teladan Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallaam dengan mengucapkan, “rhoditu billaahi robba, wa bil islaami diina, wa bi muhammadin nabiya wa rosuula.”
- Buat langkah nyata untuk berubah: Mulailah dengan hal kecil, seperti meningkatkan ibadah harian, berbuat baik pada orang lain, atau belajar memaafkan diri sendiri dan orang lain.
- Berbaik sangka kepada Allah: Percayalah bahwa Allah tidak hanya mengampuni, tetapi juga memberikan jalan keluar yang terbaik untuk setiap masalahmu.
- Konsisten dalam perbaikan diri: Bangun kebiasaan baik sedikit demi sedikit. Setiap perubahan kecil adalah kemenangan besar.
5. Next Ayat
Untuk melanjutkan perjalanan ini, kita akan menjelajahi QS Al-Baqarah: 286. Ayat tersebut akan menjadi jembatan untuk belajar langkah konkret memaafkan diri sendiri dan orang lain. Karena, dalam self-healing, memaafkan adalah salah satu tahapan penting untuk melangkah ke depan.
Penutup
Proses self-healing memang tidak instan, tapi Allah selalu hadir untuk membimbing kita. QS Az-Zumar: 53 adalah pengingat penuh cinta bahwa seberapa besar luka dan dosa kita, rahmat Allah selalu lebih besar. Jangan pernah berputus asa untuk berubah, karena harapan itu selalu ada.
Sampai jumpa di Quran Journaling selanjutnya dengan QS Al-Baqarah: 286!
Referensi (Klik)
https://quranhadits.com/quran/39-az-zumar/az-zumar-ayat-53/
https://quran.nu.or.id/az-zumar/53
https://tafsirweb.com/8715-surat-az-zumar-ayat-53.html
Youtube Kajian Tafsir QS Az Zumar:53
https://tafsiralquran.co.id/jangan-pernah-putus-asa-tafsir-az-zumar-53