Quran Journaling Day 12 & 13 Bersama SAHAL: Bertaubat dan Memperbaiki Diri Lewat Tadabbur Surat At Tahrim: 8 & Al A’raf: 23
Published by: Aryanty | Date: 31 January 2025
Siapa sih yang gak ingin hidup lebih tenang dan bahagia? Salah satu kuncinya adalah dengan terus memperbaiki diri. Nah, dalam Al Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita panduan yang sangat berharga di surat At Tahrim ayat 8 dan Al A’raf ayat 23. Coba deh bayangkan, kita hidup dengan hati ringan karena sudah minta maaf dan memperbaiki kesalahan. Itulah salah satu manfaat taubat dan kembali ke jalan yang benar.
Di quran journaling bersama Sahal (Sahabat Al Qur’an) kali ini, kita akan semakin yakin betapa besar kasih sayang Allah yang selalu membuka pintu maaf bagi hamba-Nya yang ingin melakukan perubahan berkelanjutan. Dengannya, hati menjadi tenang, kualitas hubungan dengan orang lain pun semakin meningkat. Kita jadi semakin bersabar, lebih pemaaf, lebih baik dalam berkomunikasi dan lebih termotivasi untuk menjadi pribadi profesional yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala dan terhindar dari sifat munafik.
Bismillah, yuk kita mulai sama-sama!
Quote the Ayat
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
(At Tahrim ayat 8)
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
(Al A’raf ayat 23)
Understand the Context & Tafsir
Surat At Tahrim merupakan surat ke-66 dalam Al Qur’an, terdiri atas 12 ayat dan diturunkan di Madinah pada tahun 7 atau 8 Hijriyah. Surat ini dinamakan At-Tahrim karena kata “tuharrim” yang terdapat pada ayat pertama surat ini, yang berarti mengharamkan.
Menurut Ustadzah Nurhamidah, Lc., M.Ag. surat ini turun terkait peristiwa kecemburuan ekstrim istri-istri Nabi yakni Aisyah dan Hafshah radhiallahu anhuma, sehingga Beliau shalallahu ‘alaihi wasallaam “mengharamkan madu pemberian Zainab binti Jahsy radhiallahu ‘anha” dan diperingatkan Allah Ta’ala untuk tidak melakukannya.
Peristiwa tersebut berbuntut pada kewajiban bertaubat di dunia dan janji manis Allah kepada pelakunya, larangan mengharamkan apa yang dibolehkan Allah, kewajiban mendidik atau menjaga diri dan keluarga dari api neraka, serta kewajiban memerangi orang kafir dan munafik. Maasya Allah, terbukti bahwa di balik kejadian yang tidak menyenangkan pada rumah tangga Rasulullah saw pun terdapat hikmah luar biasa dan bisa menjadi pelajaran bagi kita sampai hari kiamat nanti.
Sementara asbabun nuzul atau sebab turunnya Surat Al-A’raf ayat 23 adalah ketika Nabi Adam dan Hawa ‘alaihuma salaam menyesal telah menzalimi diri sendiri karena mengikuti tipu daya iblis. Kemudian, keduanya secara tulus melakukan pengakuan dosa, memohon ampunan, dan menyadari konsekuensi dosa melanggar aturan Allah untuk menjauhi pohon khuldi.
Reflection
- Apakah aku sudah benar-benar bertobat atau hanya sekadar menyesal tanpa perubahan nyata?
- Adakah dosa atau kebiasaan buruk yang terus aku ulangi, meski tahu itu salah?
- Bagaimana caraku memastikan taubatku diterima? Sudahkah aku mengganti keburukan dengan kebaikan?
- Apakah aku lebih sering mencari alasan untuk menunda taubat, padahal kematian bisa datang kapan saja?
- Jika hari ini adalah hari terakhirku, apakah aku sudah siap bertemu Allah dengan catatan amalku sekarang?
- Dalam hal apa aku telah mendzalimi diriku sendiri, baik dengan dosa, kebiasaan buruk, atau keputusan hidup yang salah?
- Apakah aku sering menyalahkan keadaan atau orang lain, padahal mungkin aku sendiri yang perlu berubah?
- Bagaimana caraku lebih berbelas kasih pada diri sendiri dan tidak tenggelam dalam rasa bersalah?
- Apakah aku lebih sering meminta ampun kepada Allah, atau justru sibuk mencari validasi manusia?
- Sudahkah aku belajar dari kesalahan, atau terus mengulanginya dengan alasan yang sama?
Pertanyaan-pertanyaan ini bikin aku sadar, bahwa aku harus semakin serius dan tulus menapaki jalanku menuju Allah. Aku harus terus memperbaiki diri agar sesuai dengan role model Rassulullah shalallahu ‘alaihi wasallaam dengan taubatan nasuha, sehingga mendapatkan ampunan dan kebahagiaan di dunia juga akhirat, serta terhindar dari sifat munafik.
Apply to Life
Menurut Ustadz Fakhrudin Abdurrahman, Lc., M.Pd., ayat ini mengajarkan bahwa taubatan nasuha merupakan taubat yang disertai penyesalan mendalam dan tekad kuat untuk tidak mengulangi dosa. Allah menjanjikan ampunan atas dosa-dosa para taubaters dan memberikan balasan surga yang indah dan cahaya hidayah, sehingga terhindar dari kemunafikan.
Setelah memahami uraian di atas, kita dapat mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung pada Surat At-Tahrim ayat 8 dan Al A’raf ayat 23 dalam kehidupan sehari-hari, mencakup berbagai aspek, mulai dari kehidupan spiritual, sosial, hingga profesional.
1. Meningkatkan Kualitas Tobat (Taubat Nasuha)
- Menghindari dosa-dosa yang sering terjadi di masa muda seperti pergaulan bebas, lalai dalam ibadah, atau terlalu sibuk dengan dunia hingga lupa akhirat. Misalnya, seseorang yang terbiasa menunda shalat kini mulai menunaikannya tepat waktu.
- Memperbaiki diri dengan lebih fokus kepada keluarga, menghindari kesalahan dalam mendidik anak, dan lebih serius dalam membangun hubungan dengan Allah.
- Mengisi usia dengan amal shaleh, memperbanyak istighfar, dan menyesali dosa-dosa di masa lalu agar kehidupan akhir semakin berkah.
2. Menjalani Hidup dengan Kesadaran Akhirat
- Mengingat bahwa ada kehidupan setelah mati membuat seseorang lebih berhati-hati dalam bertindak.
- Tidak menunda kebaikan, misalnya jika memiliki rezeki lebih, langsung bersedekah tanpa menunggu waktu yang lebih longgar.
- Menjaga kejujuran dalam pekerjaan, baik sebagai karyawan, pengusaha, atau profesional.
3. Mengubah Kesalahan Menjadi Pembelajaran
- Jika pernah melakukan kesalahan besar, jangan hanya menyesal tetapi ubah diri menjadi lebih baik.
- Misalnya, seseorang yang dulu lalai terhadap keluarga kini mulai meluangkan lebih banyak waktu untuk anak-anak dan pasangan.
4. Mencari Lingkungan yang Mendukung Perubahan
- Bergabung dengan komunitas atau majelis ilmu yang menguatkan iman.
- Menghindari lingkungan yang bisa menyeret kembali ke dalam dosa (toxic dan munafik).
5. Meminta Cahaya Petunjuk (Hidayah dan Taufik) dari Allah
- Menghadapi tantangan hidup dengan tetap berharap kepada Allah agar diberi petunjuk dan keteguhan dalam iman.
- Berdoa agar Allah selalu menyempurnakan cahaya hidayah dalam hati, sehingga langkah-langkah dalam kehidupan selalu berada di jalan yang benar dan terhindar dari kemunafikan.
Next Ayat
Untuk menjaga konsistensi dalam menjalani proses self-healing ini, mari kita lanjutkan dengan tahapan memohon ampunan kepada Allah dengan membuktikan pertaubatan melalui aksi nyata. Kita akan melaluinya dengan tadabbur Surat Al Isra ayat 25 dan At taubah 112 di quran journaling day 14 dan 15!
رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا فِيْ نُفُوْسِكُمْۗ اِنْ تَكُوْنُوْا صٰلِحِيْنَ فَاِنَّهٗ كَانَ لِلْاَوَّابِيْنَ غَفُوْرًا
Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam dirimu. Jika kamu adalah orang-orang yang saleh, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat. (Al Isra:25)
اَلتَّاۤىِٕبُوْنَ الْعٰبِدُوْنَ الْحٰمِدُوْنَ السَّاۤىِٕحُوْنَ الرّٰكِعُوْنَ السّٰجِدُوْنَ الْاٰمِرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّاهُوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحٰفِظُوْنَ لِحُدُوْدِ اللّٰهِۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ
(Mereka itulah) orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk dan sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar, serta memelihara hukum-hukum Allah. Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman. (At Taubah 112)
Kesimpulan
Surat At Tahrim ayat 8 dan Al A’raf ayat 23 mengajarkan kita bahwa, melaksanakan taubat yang benar akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Kita harus memohon dengan tulus rahmat Allah, sebab hanya Allah yang bisa mengampuni dosa dan memberikan cahaya di hari kiamat, sebagai balasan dari amal shalih selama di dunia. Selain itu, kita tidak boleh menunda taubat, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput.
Referensi (Klik)
- Tafsir Kemenag At Tahrim Ayat 8
- Tafsir Kemenag Al A’raf Ayat 23
- Tafsir Ibnu Katsir At tahrim Ayat 8
- Tafsir Al Muyassar Al A’raf Ayat 23
- Tafsir AlMuyassar At Tahrim Ayat 8
- Tafsir As Sa’di Al A’raf Ayat 23
- Tafsir As Sa’di At Tahrim Ayat 8
- Tafsir Web Al A’raf Ayat 23
- YouTube Tafsir At Tahrim Ayat 8 oleh Ustadz Fakhrudin Abdurrahman, Lc., M.A.
- YouTube Asbabun Nuzul Surat At Tahrim oleh Ustadzah Nurhamidah, Lc., M.Ag.