Quran Journaling Day 10 Bersama SAHAL: Menerima Diri Seutuhnya Lewat Tadabbur Surat Ibrahim Ayat 7
Published by: Aryanty | Date: 24 January 2025
Kadang hidup memang penuh tantangan, ya. Apalagi kalau lagi merasa nggak cukup baik atau menghadapi perubahan besar yang bikin kita bingung. Dalam proses healing dan berkembang jadi versi diri yang lebih baik, salah satu kuncinya adalah belajar bersyukur. Tapi, bersyukur itu bukan cuma soal bilang “Alhamdulillah,” tapi juga menerima bahwa semua yang terjadi, entah itu nikmat atau ujian, adalah bagian dari rencana Allah yang selalu tepat.
Surat Ibrahim ayat 7 ini jadi pengingat penting buat kita. Lewat rasa syukur, kita belajar melihat potensi diri, berhenti membandingkan hidup kita dengan orang lain, dan mulai menghargai perjalanan hidup ini. Pokoknya pelajaran ini relevan banget buat kamu yang masih bergejolak mencari jati diri, kamu yang sering dihantui ekspektasi sosial, maupun kamu yang mulai menghadapi fase transisi hidup yang tak seproduktif dulu. Yuk, bareng-bareng kita renungi ayat ini di Quran Journaling Day 10 bersama Sahal (Sahabat AlQur’an), siapa tahu bisa jadi jalan buat kita lebih menerima diri dan menumbuhkan rasa syukur di hati.
Quote the Ayat
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'”
(QS Ibrahim: 7)
Understand the Context & Tafsir
Firman Allah : (وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ) “ketika Rabbmu memaklumatkan” merupakan perkataan Nabi Musa ‘alaihi salaam kepada Bani Israil, yaitu ingatkanlah mereka ketika Rabbmu bersumpah kepada kalian (لَئِن شَكَرۡتُمۡ) “seandainya kalian bersyukur” atas nikmat-nikmat-Ku dengan beribadah kepada-Ku dan mengesakan-Ku dalam ibadah, mentaati-Ku dan utusan-Ku dengan mengikuti perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan (لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ) “niscaya pasti Aku akan menambahnya” kenikmatan dan kebahagiaan (وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ)
- Tafsir Kemenag:
- Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya.
- Bersyukur dapat dilakukan melalui ucapan yang tulus dan perbuatan yang diridai Allah.
- Orang yang dermawan dan menggunakan hartanya untuk kebaikan cenderung hidup bahagia dan diberkahi.
- Tafsir Ibnu Katsir:
- Allah memaklumkan janji-Nya: siapa yang bersyukur akan mendapatkan tambahan nikmat.
- Siapa yang kufur nikmat akan dihukum dengan azab yang keras.
- Kufur nikmat meliputi menyembunyikan atau tidak memanfaatkan nikmat dengan benar.
- Tafsir As-Sa’di:
- Bersyukur berarti mengakui nikmat dalam hati, memuji Allah dengan lisan, dan menggunakan nikmat untuk hal yang diridai-Nya.
- Pengingkaran nikmat menyebabkan hilangnya nikmat tersebut dan datangnya siksa Allah.
Reflection
Buya Hamka mengatakan bahwa tanda cinta Allah kepada manusia adalah memberikan nikmat alam semesta ini (baik itu yang nampak dan tak nampak) untuk memudahkan dan menyamankan hidup manusia di dunia. Selain itu, agar segala yang ada di dunia itu menyelamatkan manusia sampai ke akhirat (surga) adalah dengan memberikan peringatannya. Maka untuk membalas cinta-Nya, sepatutnya manusia mensyukuri nikmat tersebut dengan menggunakannya di jalan Allah semasa hidup sementara di dunia (al hayatul fana) dan takut kepada Allah jika melanggar perintah-Nya sebab yakin akan hari pembalasan dan kehidupan akhirat yang kekal (al hayatul baqiyah).
Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa bersyukur adalah cara untuk menjaga dan menambah nikmat yang telah diberikan Allah. Namun, seringkali kita lupa untuk bersyukur atas hal-hal kecil. Misalnya, kesehatan, waktu luang, dan rezeki yang cukup sering dianggap biasa hingga terlupakan. Padahal, kesyukuran itu bukan hanya dalam bentuk ucapan, tetapi juga dalam cara kita memanfaatkan nikmat tersebut.
Dengan demikian, patutlah kita bertanya kepada diri sendiri:
- Apa saja nikmat yang sudah Allah berikan dalam hidupku, baik yang besar maupun kecil?
- Apakah aku sudah benar-benar bersyukur atas nikmat tersebut, baik dengan lisan, hati, maupun perbuatan?
- Dalam situasi sulit yang pernah aku alami, bagaimana rasa syukur bisa membantuku melihat sisi positifnya?
- Adakah bagian dari hidupku yang selama ini kurang aku syukuri atau malah aku keluhkan?
- Bagaimana cara agar aku bisa lebih konsisten bersyukur di tengah kesibukan dan tantangan sehari-hari?
- Apakah ada potensi diri atau kesempatan yang aku abaikan karena terlalu fokus membandingkan diri dengan orang lain?
- Bagaimana aku bisa menggunakan nikmat yang Allah berikan untuk hal-hal yang Allah ridhai?
- Apa langkah nyata yang bisa aku lakukan hari ini untuk lebih mensyukuri dan memaksimalkan nikmat Allah?
Apply to Life
- Lakukan Muhasabah Harian: Renungkan setiap malam, nikmat apa yang telah Allah berikan hari ini? Apakah kita telah mensyukurinya?
- Manfaatkan Nikmat untuk Kebaikan: Gunakan waktu, ilmu, dan harta untuk hal-hal yang diridai Allah, seperti membantu orang lain atau berdakwah.
- Tingkatkan Ibadah: Jadikan rasa syukur sebagai motivasi untuk memperbaiki kualitas ibadah.
Next Ayat
Untuk menjaga konsistensi dalam menjalani proses self-healing ini, mari kita lanjutkan dengan tahapan memohon ampunan kepada Allah dengan menyadari dosa-dosa yang telah kita perbuat. Kita akan melaluinya dengan tadabbur Surat Ali Imran ayat 147 di quran journaling day 11!
وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِيْٓ اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Tidak lain ucapan mereka kecuali doa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami, tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
Kesimpulan
Dari Surat Ibrahim ayat 7 kita belajar bahwa syukur adalah kunci utama dalam menerima diri, menjalani proses self-healing, dan mengembangkan potensi diri. Dengan bersyukur, kita tidak hanya membuka pintu nikmat yang lebih besar, tetapi juga belajar melihat hidup dari perspektif yang lebih positif dan penuh makna. Ayat ini mengingatkan pentingnya menggunakan nikmat Allah untuk tujuan yang diridhai-Nya dan menjauhi sifat kufur yang hanya membawa kerugian. Semoga refleksi ini menginspirasi kita untuk selalu bersyukur, menghargai perjalanan hidup, dan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Referensi (Klik)
- Kementerian Agama Republik Indonesia. Tafsir Surat Ibrahim: Ayat 7.
- Ibnu Katsir. Tafsir Al-Qur’anul Azhim.
- Tafsirweb.com. Tafsir Surat Ibrahim Ayat 7.
- Tafsir As-Sa’di. Taisir Karimirrahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan.
- Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah.
- YouTube. Tadabbur Surat Ibrahim Ayat 7 Oleh Buya Hamka.